Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyatukan Visi dan Misi Pendidikan Lewat Filosofi Pramuka dalam Perbedaan Seragam Sekolah

19 April 2024   13:03 Diperbarui: 19 April 2024   13:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tangkapan layar instagram Kemendikbud Ristek/kompas.com

Sekarang Pramuka Tidak Wajib. Memangnya sejak kapan pramuka wajib? Seingat yang saya pernah ingat, ketika di masa Sekolah Menengah Atas (SMA) di tahun 1992-1995 dulu, kewajiban pramuka hanya sebatas penggunaan seragam satu hari dalam seminggu. Sekolah tidak mewajibkan saya untuk ikut kegiatan ekstra kurikuler pramuka yang dilaksanakan setiap hari minggu (hari libur).

Memang agak berbeda saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di antara tahun 1987-1990. Di masa SMP, selain memakai seragam pramuka satu hari dalam seminggu, saya mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pramuka setiap hari minggu. Saya manut tapi bukan karena sebagai kewajiban, melainkan karena bila ada murid tidak ikut ekstra kurikuler pramuka, hari seninnya harus siap menerima sanksi dari seorang guru pengampu mata pelajaran fisika yang sekaligus menjadi salah satu pembina pramuka. 

Saat di Sekolah Dasar (SD) pun, saya ikut kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Dalam perjalanan saya mengikuti kegiatan pramuka di Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya melakukannnya karena suka. Pramuka merupakan kegiatan yang tidak hanya seru, mengasyikkan tetapi sekaligus juga memberikan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan terutama kemampuan untuk bertahan hidup (survival). Hanya sayangnya, saya tidak mejalankannya dengan konsisten dan serius. 

Di pramuka, murid diajarkan tali-temali, sandi, berbagai permainan kerja sama, berkemah, mengenali rasa dan bau berbagai jenis bumbu dapur dan tanaman, termasuk daun dan buah yang boleh atau tidak boleh dimakan hingga sekadar disentuh, pengenalan binatang dan cara menjinakkan atau menghindarinya, serta berbagai keterampilan lainnya yang sangat bermanfaat untuk bekal kehidupan.   

Pada masanya, pramuka adalah ekstra kurikuler yang paling banyak diminati oleh murid-murid sekolah. Sebab dengan berkegiatan pramuka, banyak murid bisa merasakan kegiatan di luar rumah melalui aktivitas perkemahan seperti persami, perjusami, perkemahan lomba, jambore ranting, jambore cabang, jambore daerah, jambore nasional hingga internasional.  

Selain bisa merasakan kegiatan beragam perkemahan, pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari kegiatan pramuka yang bisa menjadi bekal siswa terkait keberanian dalam mengambil keputusan, membentuk kekuatan mental, mengenal orang dari berbagai daerah, provinsi sampai mancanegara dan cara bertahan hidup (survival), pramuka juga mengajarkan bagaimana peraihan hierarki didapat melalui perjuangan dalam serangkaian ujian kenaikan tingkat yang jujur dan adil.

Sebagai kegiatan ekstra kurikuler di sekolah, pramuka begitu sempurna dalam merepresentasikan visi dan misi untuk konteks tujuan pendidikan nasional yang tercatat di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, dengan bunyi berikut: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dengan kesempurnaan dalam merepresentasi tujuan pendidikan nasional, pramuka sekaligus dapat menyatukan visi dan misi pendidikan lewat filosofinya ketika keseluruhan aktivitasnya mampu diterjemahkan oleh kurikulum pendidikan. Sehingga polemik seragam sekolah seharusnya tidak menjadi batu sandungan dalam melaksanakan visi dan misi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Terlebih seragam sekolah hanya sebuah simbolisasi untuk perbedaan tingkat pendidikan. 

Coba perhatikan secara seksama! Apa yang tidak dibentuk oleh pramuka yang tidak selaras dengan tujuan pendidikan nasional? Di pramuka ada fungsi pengembangan kemampuan, pembentukkan watak, pengembangan potensi dan pembentukkan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis. 

Ekstra kurikuler pramuka adalah bentuk kegiatan yang mampu merepsentasikan segenap pelaksanaan dalam upaya menjalankan visi dan misi serta peraihan tujuan pendidikan nasional yang apabila berkenan dan mampu diterjemahkan oleh dunia dunia pendidikan ke dalam kurikulum dan kegiatan belajar mengajarnya, bukan tidak mungkin tujuan pendidikan nasional jauh lebih mudah dan cepat dapat diraih. Pertanyaannya, apakah kurikulum merdeka merupakan bentuk terjemahan dari ekstra kurikuler pramuka sehingga tersiar kabar pramuka bakal dihapus?

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun