Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Eid Mubarak 64: Recovey Keuangan Keluarga Pasca Lebaran

20 April 2024   18:11 Diperbarui: 20 April 2024   18:14 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Setelah berakhirnya musim Lebaran yang penuh kegembiraan, banyak keluarga di Indonesia menghadapi realitas perekonomian yang berbeda. Perayaan yang meriah sering kali diikuti oleh tantangan finansial, terutama bagi mereka yang mengalami peningkatan pengeluaran selama liburan. Disini, kita akan mengeksplorasi dinamika perekonomian keluarga pasca musim Lebaran, tantangan yang dihadapi, serta peluang untuk membangun kesejahteraan jangka panjang.

Tantangan Perekonomian Pasca Lebaran

Pasca Lebaran, banyak keluarga dihadapkan pada tantangan finansial yang signifikan. Pengeluaran besar-besaran selama musim liburan, termasuk untuk kebutuhan seperti makanan, pakaian baru, dan hantaran, sering kali menguras tabungan dan menyebabkan penurunan likuiditas. Selain itu, bagi yang melakukan mudik, biaya transportasi dan akomodasi dapat menjadi beban tambahan yang berat.

Tantangan lainnya adalah penyesuaian kembali dengan rutinitas dan kebiasaan pengeluaran sehari-hari setelah periode liburan. Banyak keluarga yang mengalami kesulitan untuk mengatur kembali anggaran dan merencanakan keuangan mereka dengan baik setelah pengeluaran besar selama Lebaran. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan keuangan dalam jangka pendek dan mempengaruhi stabilitas ekonomi keluarga dalam jangka panjang.

1. Penurunan Likuiditas

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh banyak keluarga pasca Lebaran adalah penurunan likuiditas. Pengeluaran besar-besaran selama musim liburan, termasuk untuk kebutuhan seperti makanan, pakaian baru, dan hantaran, seringkali menguras tabungan dan menyebabkan likuiditas menjadi rendah. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar tagihan rutin, seperti listrik, air, atau angsuran kredit.

2. Utang yang Membengkak

Selain itu, banyak keluarga juga cenderung mengandalkan utang selama masa liburan untuk membiayai pengeluaran yang meningkat. Utang-utang ini, baik yang berasal dari pinjaman bank, kartu kredit, atau utang kepada kerabat, dapat menjadi beban finansial yang berat pasca Lebaran. Dengan bunga yang tinggi dan tekanan untuk melunasinya, keluarga sering kali merasa tertekan dan kesulitan untuk mengatur ulang keuangan mereka secara efektif.

3. Penyesuaian Kembali dengan Rutinitas Pengeluaran

Setelah periode liburan yang penuh kegembiraan, banyak keluarga juga dihadapkan pada tantangan untuk menyesuaikan kembali dengan rutinitas dan kebiasaan pengeluaran sehari-hari. Setelah menghabiskan uang untuk hiburan, perjalanan, dan hadiah, mengalihkan kembali fokus ke pengeluaran yang lebih rutin dan esensial dapat menjadi tantangan tersendiri. Keluarga perlu membuat penyesuaian yang tepat dalam anggaran mereka untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar tetap terpenuhi tanpa mengorbankan stabilitas finansial jangka panjang.

4. Tekanan Psikologis dan Emosional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun